Jenis-Jenis Affiliate Marketing

Jenis-Jenis Affiliate Marketing – 6 Contoh Terbaik Untuk Dicoba

Sekarang, kita berbicara tentang Jenis-jenis affiliate marketing. Untuk memperdalam pemahaman Anda tentang apa itu affliate marketing itu sendiri.

Mari kita mulai!…

Affiliate marketing itu luas. Bukan cuma soal pasang link di blog atau posting di media sosial. Menurut laporan Statista, pasar affiliate marketing di AS diprediksi mencapai lebih dari $8 miliar pada 2022, naik hampir dua kali lipat dari 2015. Ini bukti bahwa minat dan potensi industri ini sangat besar.

Affiliate marketing di Indonesia memiliki potensi besar dan terus berkembang pesat. Dengan meningkatnya jumlah pengguna internet yang mencapai 210 juta orang pada tahun 2022 menurut apjii.or.id, pasar e-commerce Indonesia tumbuh menjadi salah satu yang terbesar di Asia Tenggara, mencapai lebih dari $53 miliar pada tahun 2023.

Popularitas belanja online juga mendukung affiliate marketing sebagai strategi efektif bagi perusahaan untuk menjangkau konsumen melalui rekomendasi yang terpercaya.

Dengan potensi pengguna yang besar dan tren belanja online yang kuat, affiliate marketing di Indonesia diperkirakan akan terus berkembang pesat di tahun-tahun mendatang.

Tapi di balik angka besar ini, ada banyak cara untuk menghasilkan, tergantung dari gaya promosi dan tipe audiens Anda.

Jenis Affiliate Marketing Berdasarkan Model Pembayaran

Jenis-jenis affiliate marketing berdasarkan model pembayaran. Di mana penghasilan afiliasi didasarkan pada tindakan atau kinerja yang dilakukan oleh pelanggan potensial.

Berikut adalah penjelasan singkat untuk setiap jenis:

  1. Pay-per-click (PPC): Nah, yang ini beda. Klik, dapet. Iya, segampang itu! Kita cuma perlu orang-orang klik link kita, nggak perlu sampai belanja. Setiap klik, ada komisi masuk. Jadi, nggak perlu jualan, cukup bikin link kita menarik buat diklik.
  2. Two-tier affiliate marketing: Ini seperti punya jaringan teman-teman yang ikut bantu. Kita dapat komisi bukan cuma dari apa yang kita jual sendiri, tapi juga dari penjualan afiliasi yang kita ajak. Ibarat punya “anak didik” sendiri yang kalau mereka sukses, kita ikut untung. Nggak sendirian, kan?
  3. Pay-per-sale (PPS): Ini model klasik. Kita dapat komisi setiap kali ada orang yang membeli lewat link kita. Setiap transaksi, ada rezeki. Simpel. Sesuai buat yang punya bakat jualan langsung.
  4. Pay-per-lead (PPL). Di sini, intinya adalah bikin orang tertarik. Kalau ada yang mendaftar, isi form, atau sekadar tunjukin minat lewat link kita, kita dapat komisi. Anggap saja ini mirip kasih rekomendasi, cukup bikin orang penasaran.

Jenis-Jenis Affiliate Marketing

Jenis-jenis affiliate marketing berdasarkan strategi atau metode dalam proses pelaksanaannya. Menggambarkan cara afiliasi mempromosikan produk atau layanan. Berikut penjelasan masing-masingnya:

Sebelum mulai, kenali dulu jenis-jenis affiliate marketing ini. Karena pemahaman ini bisa jadi titik awal strategi yang paling efektif.

Masing-masing model punya cara kerja dan keuntungannya sendiri. Cukup pilih mana yang paling seru atau paling cocok, sama gaya kita!

Content Affiliate Marketing

Di sini, konten jadi raja.

Content affiliate marketing adalah pendekatan yang berfokus pada konten mendalam dan relevan—artikel, video, blog, ulasan—yang dirancang untuk memberi nilai nyata bagi audiens. Menurut laporan Content Marketing Institute, konten yang informatif dan jujur mampu meningkatkan kepercayaan audiens hingga 65% lebih tinggi dibandingkan promosi biasa.

Misalnya, Anda menulis blog tentang teknologi dan mengulas produk baru seperti laptop atau smartphone. Alih-alih hanya memasang link afiliasi, Anda bisa menyajikan pengalaman menggunakan produk tersebut, manfaatnya, kekurangannya. Dengan cara ini, pembaca merasa diberi informasi, bukan sekadar dipaksa beli.

Fun Fact: 61% orang mengatakan mereka akan membeli produk yang direkomendasikan oleh blog atau ulasan yang jujur.

  • Kelebihan: Bangun kepercayaan audiens lewat konten yang bermakna. Konten evergreen, bisa terus menghasilkan dalam jangka panjang.
  • Kekurangan: Butuh waktu. Nggak instan. Perlu usaha buat hasilkan konten yang benar-benar berkualitas.

Influencer Affiliate Marketing

Influencer affiliate marketing itu soal kepercayaan.

Di sinilah Anda nggak cuma jual produk. Anda jual pengaruh. Business Insider menyebutkan bahwa 49% konsumen mengikuti rekomendasi influencer dalam mengambil keputusan pembelian. Jadi, jika Anda punya audiens yang loyal, affiliate marketing jenis ini sangat efektif. Setiap rekomendasi dari Anda punya kekuatan seperti ‘kata dari teman terpercaya.’

Misalnya, Anda punya audiens yang tertarik pada gaya hidup sehat. Ketika Anda merekomendasikan produk makanan sehat atau alat kebugaran, mereka akan lebih mudah menerima karena produk tersebut selaras dengan citra yang Anda bawa.

Statistik Menarik: Industri influencer marketing di seluruh dunia diperkirakan akan mencapai $15 miliar pada 2022. Bukti bahwa pengaruh individu di media sosial semakin berharga.

Baca: Cara Menjadi Influencer Affiliate + 12 Tips Powerful Sukses Dengan Cepat

Paid advertising affiliate marketing cocok untuk mereka yang ingin hasil cepat.

Menurut Wordstream, konversi rata-rata dari iklan PPC di Google adalah sekitar 3.75% di semua industri, tetapi bisa lebih tinggi untuk niche tertentu. Di sini, Anda menggunakan iklan berbayar seperti Google Ads atau media sosial untuk mempromosikan link afiliasi. Kecepatan hasilnya jelas. Tapi ada risikonya. Iklan berbayar bisa sangat efektif, tapi salah strategi sedikit saja, biaya bisa melambung tanpa hasil.

Jenis ini pas untuk mereka yang paham strategi iklan digital. Misalnya, jika Anda mempromosikan produk kebugaran, Anda bisa membuat iklan tertarget yang hanya muncul untuk orang-orang yang berminat pada kesehatan. Satu iklan yang tepat bisa menghasilkan komisi besar, tetapi perlu pengaturan yang cermat.

  • Kelebihan: Hasil cepat kalau pengikut loyal. Followers percaya rekomendasi Anda—konversinya tinggi.
  • Kekurangan: Bergantung pada citra diri. Sekali kepercayaan hilang, hasil bisa turun. Dan nggak semua produk cocok untuk semua audiens.

Email Marketing Affiliate

Email marketing itu soal personalisasi.

Ketika seseorang membuka inbox, mereka masuk ke ruang pribadi mereka. Menurut Campaign Monitor, email marketing memiliki ROI rata-rata $42 untuk setiap $1 yang dihabiskan.

Jadi, peluang ini sangat besar jika dikelola dengan tepat. Setiap pesan harus terasa spesial, bukan sekadar spam yang mengganggu.

Dalam email marketing, jangan sekadar memasukkan link produk. Mulailah dengan berbagi tips atau informasi yang relevan dengan produk tersebut. Misalnya, jika Anda punya daftar email untuk audiens yang peduli lingkungan, Anda bisa memberikan tips tentang hidup hijau dan di akhir menautkan produk ramah lingkungan.

Statistik Menarik: Pengguna email di seluruh dunia diperkirakan mencapai 4.6 miliar pada 2025. Semakin banyak pengguna email, semakin besar peluang Anda.

  • Kelebihan: Cepat dan langsung. Jangkau audiens luas dengan targeting yang tepat.
  • Kekurangan: Biaya tinggi, terutama kalau strategi iklan meleset. Risiko rugi selalu ada kalau nggak hati-hati.

Coupon and Deal Affiliate Marketing

Siapa yang nggak suka diskon?

Jenis affiliate marketing ini sangat cocok untuk audiens yang suka mencari penawaran hemat. Menurut Statista, 92% pembeli online menggunakan kupon atau mencari promo sebelum membeli produk secara online. Di sinilah Anda masuk dengan menyediakan kode kupon, cashback, atau penawaran diskon yang dapat diakses audiens. Setiap kali mereka menggunakan kode atau link Anda, komisi akan masuk.

Jenis ini sangat pas untuk situs atau platform yang fokus pada diskon. Pengunjung datang untuk mencari deal terbaik, dan jika mereka menemukan apa yang mereka butuhkan, Anda juga mendapat komisi.

Fun Fact: 80% pembeli online tertarik untuk melakukan pembelian pertama mereka jika ada potongan harga.

  • Kelebihan: ROI tinggi dan bisa membangun hubungan dekat dengan audiens. Kalau personal, hasilnya bisa besar.
  • Kekurangan: Perlu waktu buat bangun daftar email yang solid. Dan kalau asal kirim, bisa dianggap spam.

Review Sites and Comparison Sites

Orang datang ke situs review untuk melihat informasi yang jujur.

Bagi konsumen yang sedang mempertimbangkan pembelian, situs review dan perbandingan adalah sumber utama untuk melihat kelebihan dan kekurangan produk. Menurut BrightLocal, 91% konsumen membaca ulasan online sebelum melakukan pembelian. Jadi, membuat situs ulasan atau perbandingan produk dapat membantu pembaca mengambil keputusan yang tepat sekaligus mendukung penjualan afiliasi.

Misalnya, Anda membuat perbandingan antara dua model laptop dengan berbagai aspek seperti performa, daya tahan, dan harga. Di akhir, Anda menyisipkan link afiliasi untuk masing-masing produk. Dengan cara ini, Anda membantu pengunjung membuat keputusan yang lebih baik, dan mereka merasa dipandu, bukan diiming-imingi.

Data Pendukung: Konsumen mengandalkan ulasan untuk 72% dari semua keputusan pembelian, terutama di industri teknologi dan peralatan rumah tangga.

  • Kelebihan: Audiens suka diskon. Konversi tinggi buat yang cari harga miring.
  • Kekurangan: Komisi sering lebih rendah karena produk dijual murah. Audiens juga kurang loyal, mereka cuma cari penawaran terbaik.

Penutup

Affiliate marketing punya banyak jenis. Setiap jenis punya kekuatan dan kelemahannya. Pilihlah yang paling cocok dengan gaya dan keahlian Anda. Jika baru mulai, uji coba satu jenis dulu, lihat hasilnya, lalu kembangkan dari situ.

Pada akhirnya, affiliate marketing bukan sekadar komisi dan link. Ini soal membangun kepercayaan dan menawarkan nilai. Dengan memahami jenis-jenis affiliate marketing, plus strategi Anda tepat, hasilnya bisa lebih dari sekadar pendapatan tambahan.

Scroll to Top